Rotasi merupakan dinamika dalam organisasi di Pemerintahan, hal Ini dapat terjadi di semua satuan kerja, termasuk di lingkungan Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam, Balai Besar KSDA Sulawesi Selatan.
Pergerakan gerbong kepemimpinan Kepala Balai Besar KSDA Sulawesi Selatan dari yang sebelumnya dijabat oleh Ir.Thomas Nifinluri, M.Sc beralih tongkat estafet kepada Ir.Jusman.
Sebelumnya telah dilaksanakan pelantikan di Jakarta kepada Thomas Nifinluri sebagai Kepala Pusat Kebijakan Strategis , Sekertariat Jenderal KLHK sesuai dengan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor: SK.100/MENLHK/SETJEN/Peg.2/1/2022 tentang Mutasi pengisian jabatan tinggi Pratama Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Selanjutnya tongkat estafet kepemimpinan kepada Kepala Balai Besar KSDA Sulawesi Selatan yang baru, Ir.Djusman yang juga sebelumnya pernah berkiprah di Provinsi Sulawesi Tengah sebagai Kepala Taman Nasional Lore Lindu.
Acara yang bertemakan ramah tamah Kepala Balai Besar KSDA Sulawesi Selatan bersama 'Extended Family' dilaksanakan di MaxOne Hotel Makassar Ruang MaxBallroom pada Jumat (11/03/2022). Nampak Suasana haru dan penuh keakraban mewarnai acara pisah sambut ini dengan tetap menerapkan protokol kesehatan dalam pelaksanaannya.
Mengawali sambutannya Thomas Nifinluri, Kepala Pusat Kebijakan Strategis, Sekretariat Jenderal KLHK mengungkapkan
kebanggaan dan kebahagiannya pernah menjadi bagian dari keluarga besar Balai Besar KSDA Sulawesi Selatan.
"Tanpa terasa mengemban amanah memimpin selama kurang lebih 3 (tiga) Tahun 11 Bulan,"ujarnya sambil berkaca-kaca didampingi istri.
Menurutnya, Kerja konservasi tak bisa sendiri, konservasi bukan milik KLHK itu sendiri tetapi konservasi adalah milik semua dengan melibatkan berbagai pihak.
Diantaranya beberapa langkah yang telah dilakukan,
antara lain dengan menggandeng Balai Rehabilitasi BNN di Baddoka.
"Kita mengubah pendekatan treatment kepada para 'klien' di Balai Rehabilitasi BNN,"jelasnya.
Hal ini sebagai upaya meningkatkan penguatan fungsi kawasan konservasi untuk rehabilitasi korban penyalahgunaan Narkoba.
"Kami juga Mendorong pengelolaan hutan secara berkelanjutan di wilayah Sulawesi agar semakin bagus terwujud,"ujar Kepala Pusat Kebijakan Strategis KLHK ini.
Dalam slide video infografis yang ditampilkan tentang beberapa capaian, antara lain
Tata Kelola Penangkaran Rusa Berbasis Rakyat Terintegrasi dan Berkelanjutan (Talaparusi) di Cakura, Kabupaten Takalar.
Diketahui Konsep 'Talaparusi' adalah dari bentuk implementasi dari 10 cara baru kelola Kawasan Konservasi;
1.Konservasi yakni Masyarakat sebagai 'Subjek' pengelolaan.
2.Penghormatan terhadap HAM
3.Kerjasama lintas Eselon
4. Kerjasama lintas Kementerian/Lembaga
5. Penghormatan nilai budaya dan Adat
6. Kepemimpinan multilevel
7. Pengambilan keputusan berbasis Sains
8.Pengelolaan berbasis Resort
9.Penghargaan dan pendampingan
10.Organisasi Pembelajar
"Bersama Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Sulawesi dan Maluku yang akan menjadi mitra kami serta pada beberapa Pusat Ekoregion di seluruh Indonesia dalam lingkup Sekertariat Jenderal LHK,"ungkapnya.
Kita akan bekerjasama mengembangkan Demografi dan Menangani Isu-isu Kebijakan di seluruh wilayah Ekoregion di Indonesia.
Terakhir, kami mengucapkan permohonan maaf jika saat memimpin dahulu ada perkataan dan perbuatan yang salah, sambil diiringi bait pantun.
"Serta ucapan terimakasih kepada Koordinator Wilayah Satker LHK Sulawesi Selatan, para kepala UPT LHK yang lain, Keluarga Besar BBKSDA SULSEL serta para tamu undangan yang telah hadir pada malam ini,"ucap Thomas.
Buah salak bunga melati,Jika ada salah jangan simpan dihati, Burung pelikan burung cendrawasih, Sekian dan terimakasih diakhiri dengan aplaus yang meriah.
Dikesempatan yang sama, Kepala Balai Besar KSDA Sulawesi Selatan yang baru dilantik, Ir.Jusman mengungkapkan dalam sambutannya pada acara ramah tamah tersebut antara lain, Beberapa prinsip dari 'M' antara lain Menghargai, Menghormati, Mutual benefit
serta Melaksanakan.
Kita juga melakukan 'Scientific Management', ini kita bisa buktikan pada wilayah kerja BKSDA, dan dapat menjadi 'Evidence Base', karena kita semua punya pengalaman, dan solid dalam kerja bersama.
"Di tengah semangat yang tinggi ini, kita perlu prinsip kehati-hatian, jangan keasyikan 'berselancar' hingga lupa rambu rambu,"pesannya.
"Mohon jika saat memimpin nanti jika ada yang tidak sesuai koridor, agar kami diingatkan dalam melaksanakan amanah sesuai peraturan yang berlaku,"ujar Kepala Balai Besar KSDA Sulawesi, Ir. Jusman yang pernah memimpin nakhoda di Balai TN Taka Bonerate Kepulauan Selayar dan Balai TN Siberut Kepulauan Mentawai.
Dilanjutkan dengan Sambutan oleh Dr.Darhamsyah selaku Koordinator Wilayah Satker LHK Sulawesi Selatan / Kapus P3E SUMA KLHK
Menurutnya, kalimat 'Extended Family' merupakan makna yang tersirat bahwa kita ini semua adalah keluarga besar yang tak dapat dipisahkan dalam menjaga konservasi.
"Apa ciri leader yang 'excelent' itu,"? ucap Koordinator Satker UPT LHK Sulawesi Selatan yang hadir didampingi Istri selaku Ketua Perwita P3E SUMA-KLHK.
"Yakni adalah Ketika bisa meninggalkan ketangguhan dimasa krisis dan Ketika bisa meninggalkan 'legacy' yang baik.
Beruntungnya karena kita memiliki keduanya di satker LHK Sulawesi Selatan ini, Tentunya masing-masing dengan pola karakter pendekatan keduanya yang cukup unik.
'Antara lainnya dengan pendekatan Maindfullness,"ujar Korwil Satker LHK Sulawesi Selatan yang juga seorang Profesional Coach.
Dan kami melihat itulah yang diterapkan keduanya.
Sesi dilanjutkan dengan penyerahan cendramata serta momen foto bersama antara tamu undangan yang hadir.
Nampak tamu yang hadir antara lain, Kepala UPT lingkup satker LHK Sulsel, Ketua Perwita P3E SUMA KLHK, DWP BKSDA, BNN Sulsel Rehabilitasi Narkoba, Balai Karantina KKP, PT Vale, Garuda Indonesia, Founder Klik Hijau, Yayasan Rimba Nusantara Berkarya ( RNB) Fauna Flora Internasional ( FFI), serta keluarga besar BBKSDA SulSel dan para tamu undangan lainnya.
Hal Ini dapat terjadi di semua satuan kerja, termasuk di lingkungan Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam, Balai Besar KSDA Sulawesi Selatan.
Pergerakan gerbong kepemimpinan Kepala Balai Besar KSDA Sulawesi Selatan dari yang sebelumnya dijabat oleh Ir.Thomas Nifinluri, M.Sc beralih tongkat estafet kepada Ir.Jusman.
Sebelumnya telah dilaksanakan pelantikan di Jakarta kepada Thomas Nifinluri sebagai Kepala Pusat Kebijakan Strategis , Sekertariat Jenderal KLHK sesuai dengan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor: SK.100/MENLHK/SETJEN/Peg.2/1/2022 tentang Mutasi pengisian jabatan tinggi Pratama Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Selanjutnya tongkat estafet kepemimpinan kepada Kepala Balai Besar KSDA Sulawesi Selatan yang baru , Ir.Djusman yang juga sebelumnya pernah berkiprah di Provinsi Sulawesi Tengah sebagai Kepala Taman Nasional Lore Lindu.
Acara yang bertemakan ramah tamah Kepala Balai Besar KSDA Sulawesi Selatan bersama 'Extended Family' dilaksanakan di MaxOne Hotel Makassar Ruang MaxBallroom pada Jumat (11/03/2022). Nampak Suasana haru dan penuh keakraban mewarnai acara pisah sambut ini dengan tetap menerapkan protokol kesehatan dalam pelaksanaannya.
Mengawali sambutannya Thomas Nifinluri, Kepala Pusat Kebijakan Strategis, Sekretariat Jenderal KLHK mengungkapkan
kebanggaan dan kebahagiannya pernah menjadi bagian dari keluarga besar Balai Besar KSDA Sulawesi Selatan.
"Tanpa terasa mengemban amanah memimpin selama kurang lebih 3 (tiga) Tahun 11 Bulan,"ujarnya sambil berkaca-kaca didampingi istri.
Menurutnya, Kerja konservasi tak bisa sendiri, konservasi bukan milik KLHK itu sendiri tetapi konservasi adalah milik semua dengan melibatkan berbagai pihak.
Diantaranya beberapa langkah yang telah dilakukan,
antara lain dengan menggandeng Balai Rehabilitasi BNN di Baddoka.
"Kita mengubah pendekatan treatment kepada para 'klien' di Balai Rehabilitasi BNN,"jelasnya.
Hal ini sebagai upaya meningkatkan penguatan fungsi kawasan konservasi untuk rehabilitasi korban penyalahgunaan Narkoba.
"Kami juga Mendorong pengelolaan hutan secara berkelanjutan di wilayah Sulawesi agar semakin bagus terwujud,"ujar Kepala Pusat Kebijakan Strategis KLHK ini.
Dalam slide video infografis yang ditampilkan tentang beberapa capaian, antara lain
Tata Kelola Penangkaran Rusa Berbasis Rakyat Terintegrasi dan Berkelanjutan (Talaparusi) di Cakura, Kabupaten Takalar.
Diketahui Konsep 'Talaparusi' adalah dari bentuk implementasi dari 10 cara baru kelola Kawasan Konservasi;
1.Konservasi yakni Masyarakat sebagai 'Subjek' pengelolaan.
2.Penghormatan terhadap HAM
3.Kerjasama lintas Eselon
4. Kerjasama lintas Kementerian/Lembaga
5. Penghormatan nilai budaya dan Adat
6. Kepemimpinan multilevel
7. Pengambilan keputusan berbasis Sains
8.Pengelolaan berbasis Resort
9.Penghargaan dan pendampingan
10.Organisasi Pembelajar
"Bersama Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Sulawesi dan Maluku yang akan menjadi mitra kami serta pada beberapa Pusat Ekoregion di seluruh Indonesia dalam lingkup Sekertariat Jenderal LHK,"ungkapnya.
Kita akan bekerjasama mengembangkan Demografi dan Menangani Isu-isu Kebijakan di seluruh wilayah Ekoregion di Indonesia.
Terakhir, kami mengucapkan permohonan maaf jika saat memimpin dahulu ada perkataan dan perbuatan yang salah, sambil diiringi bait pantun.
"Serta ucapan terimakasih kepada Koordinator Wilayah Satker LHK Sulawesi Selatan, para kepala UPT LHK yang lain, Keluarga Besar BBKSDA SULSEL serta para tamu undangan yang telah hadir pada malam ini,"ucap Thomas.
Buah salak bunga melati,Jika ada salah jangan simpan dihati, Burung pelikan burung cendrawasih, Sekian dan terimakasih diakhiri dengan aplaus yang meriah.
Dikesempatan yang sama, Kepala Balai Besar KSDA Sulawesi Selatan yang baru dilantik, Ir.Jusman mengungkapkan dalam sambutannya pada acara ramah tamah tersebut antara lain, Beberapa prinsip dari 'M' antara lain Menghargai, Menghormati, Mutual benefit
serta Melaksanakan.
Kita juga melakukan 'Scientific Management', ini kita bisa buktikan pada wilayah kerja BKSDA, dan dapat menjadi 'Evidence Base' , karena kita semua punya pengalaman, dan solid dalam kerja bersama.
"Di tengah semangat yang tinggi ini , kita perlu prinsip kehati-hatian, jangan keasyikan 'berselancar' hingga lupa rambu rambu,"pesannya.
"Mohon jika saat memimpin nanti jika ada yang tidak sesuai koridor, agar kami diingatkan dalam melaksanakan amanah sesuai peraturan yang berlaku,"ujar Kepala Balai Besar KSDA Sulawesi, Ir. Jusman yang pernah memimpin nakhoda di Balai TN Taka Bonerate Kepulauan Selayar dan Balai TN Siberut Kepulauan Mentawai.
Dilanjutkan dengan Sambutan oleh Dr.Darhamsyah selaku Koordinator Wilayah Satker LHK Sulawesi Selatan / Kapus P3E SUMA KLHK
Menurutnya, kalimat 'Extended Family' merupakan makna yang tersirat bahwa kita ini semua adalah keluarga besar yang tak dapat dipisahkan dalam menjaga konservasi.
"Apa ciri leader yang 'excelent' itu,"? ucap Koordinator Satker UPT LHK Sulawesi Selatan yang hadir didampingi Istri selaku Ketua Perwita P3E SUMA-KLHK.
"Yakni adalah Ketika bisa meninggalkan ketangguhan dimasa krisis dan Ketika bisa meninggalkan 'legacy' yang baik.
Beruntungnya karena kita memiliki keduanya di satker LHK Sulawesi Selatan ini, Tentunya masing-masing dengan pola karakter pendekatan keduanya yang cukup unik.
'Antara lainnya dengan pendekatan Maindfullness,"ujar Korwil Satker LHK Sulawesi Selatan yang juga seorang Profesional Coach.
Dan kami melihat itulah yang diterapkan keduanya.
Sesi dilanjutkan dengan penyerahan cendramata serta momen foto bersama antara tamu undangan yang hadir.
Nampak tamu yang hadir antara lain, Kepala UPT lingkup satker LHK Sulsel, Ketua Perwita P3E SUMA KLHK, DWP BKSDA, BNN Sulsel Rehabilitasi Narkoba, Balai Karantina KKP, PT Vale , Garuda Indonesia, Founder Klik Hijau, Yayasan Rimba Nusantara Berkarya ( RNB) Fauna Flora Internasional ( FFI) , serta keluarga besar BBKSDA SulSel dan para tamu undangan lainnya.
0 Komentar